Google Searching

Kacang Hijau


Kacang Hijau
Kacang Hijau


Kacang hijau merupakan tanaman semusim yang berumur pendek kurang lebih 60 hari. Tanaman ini dikenal juga dengan nama mungbean, green gram atau golden gram. 
Tanaman kacang hijau dapat tumbuh hampir di seluruh tempat di Indonesia , baik di dataran rendah hingga daerah dengan ketinggian 500 meter dari permukaan laut. 

Klasifikasi Kacang Hijau sebagai berikut:
Kingdom : Plantae 
Subkingdom : Tracheobionta 
Super divisi : Spermatophyta 
Divisi : Magnoliophyta 
Subdivisi : Angiospermae 
Class : Dicotyledoneae
Subclass : Rosidae
Ordo : Rosales
Famili : Papilionaceae
Genus : Phaseolus
Species : Phaseolus radiatus Linn (Plantamor, 2008).


Susunan tubuh tanaman  atau morfologi kacang hijau terdiri atas akar, batang, daun, bunga, buah dan biji. Tanaman kacang hijau berakar tunggang, batangnya berbentuk bulat dan berbuku-buku. 

Ukuran batangnya kecil, berbulu, berwarna hijau kecokelatan atau kemerahan. Setiap buku batang menghasilkan satu tangkai daun, kecuali pada daun pertama berupa sepasang daun yang berhadap-hadapan dan masing-masing daun berupa daun tunggal. Batang kacang hijau tumbuh tegak dengan ketinggian 1 m. Cabangnya menyebar ke semua arah. 

Daun kacang hijau tumbuh majemuk, terdiri dari tiga helai anak daun disetiap tangkai. Helai daun berbentuk oval dengan bagian ujung lancip dan berwarna hijau muda hingga hijau tua. Letak daun berseling, tangkai daunnya lebih panjang dari daunnya sendiri. 

Bunga kacang hijau berbentuk seperti kupu-kupu dan berwarna kuning kehijauan atau kuning pucat, termasuk bunga hermaprodit atau berkelamin sempurna. 

Buah kacang hijau berbentuk polong. Panjang polong sekitar 5-16 cm, setiap polong berisi 10-15 biji. Polong berbentuk bulat silindris atau pipih dengan ujung agak runcing atau tumpul. Polong muda berwarna hijau, setelah tua berubah menjadi kecokelatan atau kehitaman. Bijinya berbentuk bulat dengan bobot (berat) sebesar 0,5-0,8 mg, berwarna hijau sampai hijau mengkilap.

Merupakan suatu rangkaian kompleks dari perubahan-perubahan morfologi, fisiologi dan biokimia. Tahap-tahap perkecambahan adalah sebagai berikut :
1. Perkecambahan biji dimulai dengan proses penyerapan air oleh biji, melunaknya kulit biji dan hidrasi dari protoplasma.

2. Dimulai dengan kegiatan-kegiatan sel dan enzim-enzim serta naiknya tingkat respirasi biji, pada permulaan perkecambahan radikula lebih dahulu keluar (akar primer dan akar rambut). Proses ini terjadi pada umur perkecambahan 24 jam.

3. Merupakan tahap di mana terjadi penguraian bahan-bahan seperti karbohidrat, lemak dan protein menjadi bentuk yang melarut dan ditranslokasikan ke titik tumbuh. Pada tingkatan perkecambahan selanjutnya hipokotil dan radikula terus memanjang (terjadi pada umur perkecambahan 48 jam).

4. Tahap asimilasi dari bahan-bahan yang telah diuraikan tadi di daerah meristematik untuk menghasilkan energi bagi kegiatan pembentukan komponen dan pertumbuhan sel-sel baru. Pada umur perkecambahan 56-72 jam, radikula terus memanjang ke bawah sedangkan hipokotil terus memanjang ke atas sampai menembus permukaan.

5. Hipokotil terus memanjang sehingga kotiledon berada di atas permukaan dan daun pertama keluar, antara bagian daun dan kotiledon terdapat epikotil. Pada tahap ini akar semakin banyak dan bertambah panjang serta terdapat akar lateral (terjadi pada umur perkecambahan 80 jam).

6. Pertumbuhan dari kecambah melalui proses pembelahan, pembesaran dan pembagian sel-sel pada titik-titik tumbuh. Sementara daun belum dapat berfungsi sebagai organ untuk fotosintesis maka pertumbuhan kecambah sangat tergantung pada persediaan makanan yang ada dalam biji.
 
Biji kacang hijau dapat berkecambah apabila berada dalam lingkungan yang memenuhi syarat untuk perkecambahan, yaitu kandungan air kacang hijau dan kelembaban udara sekeliling harus tinggi. 

Kecambah kacang hijau merupakan hasil pertumbuhan dari biji kacang hijau yang disemai. Proses ini disertai dengan mobilisasi cadangan makanan dari jaringan penyimpanan atau keping biji ke bagian vegetatif (sumber pertumbuhan embrio atau lembaga). 

Germinasi selama 2 hari dapat menghasilkan kecambah dengan panjang mencapai 4 cm, dan dalam 3-5 hari dapat mencapai 5-7 cm. Faktor-faktor lingkungan yang berpengaruh dalam perkecambahan adalah: air, gas, suhu dan cahaya. Temperatur optimum untuk perkecambahan adalah 34 derajat Celsius.
 
Kecambah kacang hijau mengandung vitamin E yang tidak ditemukan pada kacang tanah dan kedelai. Bahkan nilai gizi kecambah kacang hijau lebih baik daripada nilai gizi biji kacang hijau. Hal ini disebabkan kecambah telah mengalami proses perombakan makromolekul menjadi mikromolekul.

 Selain itu dengah proses perkecambahan terjadi pembentukan senyawa tokoferol (vitamin E) (Purwono dan Hartono, 2005). Kandungan zat gizi pada biji sebelum dikecambahkan, berada dalam bentuk tidak aktif (terikat). Setelah perkecambahan, bentuk tersebut diaktifkan sehingga meningkatkan daya cerna bagi manusia. Peningkatan zat-zat gizi pada kecambah mulai tampak sekitar 24-48 jam saat perkecambahan (Astawan, 2005). Sedangkan peningkatan vitamin E (a- tokoferol) terjadi setelah proses perkecambahan selama 48 jam (Anggrahini, 2009).

Selain itu, pada saat perkecambahan terjadi hidrolisis karbohidrat, protein dan lemak menjadi senyawa-senyawa yang lebih sederhana sehingga mudah dicerna. Selama perkecambahan, terjadi peningkatan jumlah protein, sedangkan kadar lemaknya mengalami penurunan. Peningkatan pada vitamin B1 (thiamin), B2 (riboflavin), B3 (niasin), piridoksin, dan biotin, juga terjadi selama proses perkecambahan (Astawan, 2005). Kacang hijau memiliki kandungan gizi sebagai berikut:

a. Tinggi Protein
Kacang hijau mengandung protein tinggi sebanyak 7 g /100 g. Protein yang terkandung memiliki asam amino lengkap.

b. Tinggi Kandungan Serat
Kacang hijau memiliki kandungan serat yang tinggi sekitar 7,6 g/100 g.

c. Rendah Karbohidrat
Karbohidrat yang terkandung dalam kacang hijau adalah 19 g/100 g.

d. Mengandung Asam Lemak Esensial
Asam lemak esensial yang terkandung dalam kacang hijau adalah omega-3 (0,9 mg/100 g) dan omega-6 (119 mg/100 g). Omega-3 merupakan asam lemak yang berguna untuk menurunkan kolesterol dalam darah.

e. Rendah Lemak
Sangat baik bagi orang yang ingin menghindari konsumsi lemak tinggi. Kadar lemak yang rendah dalam kacang hijau menyebabkan bahan makanan atau minuman yang terbuat dari kacang hijau tidak mudah tengik, sebab kacang hijau hampir tidak mengandung lemak.

f. Kaya Vitamin
Kacang hijau mengandung asam folat, vitamin B1 (thiamin), dan vitamin E (tokoferol). Asam folat sebanyak 159 μg/100 g, vitamin B1 (thiamin) sebesar 0,2 mg/100 g, dan vitamin E (tokoferol) sebanyak 15,3 mg/100 g. Vitamin yang terkandung didalamnya membantu meningkatkan energi dan metabolisme.

g. Kaya Mineral
Kacang hijau kaya akan mineral, dalam 100 gramnya mengandung potasium (266 mg), phosphorus (99 mg), manganese (48 mg), kalsium (27 mg), magnesium (0,3 mg), besi (1,4 mg), zinc (0,8 mg), selenium (2,5 μg).
 
h. Kaya Enzim Aktif
Biji kacang hijau yang sedang dalam masa perkecambahan, kaya akan enzim aktif seperti amilase yang meningkatkan penyerapan dan  pembentukan  energi.

i. Kaya Antioksidan
Kecambah kacang hijau memiliki kandungan fitosterol (15 mg/100 g) yang berfungsi sebagai antioksidan (Sportindo, 2007).

Tabel Perbandingan Komposisi dan Nilai Gizi antara Biji Kacang Hijau dan Setelah Dikecambahkan dalam 100 g.

Komposisi Gizi
                                            Nilai Gizi
                         Biji          Kecambah
Kalori (kal)         345                 23
Protein (g)         22,2                 2,9
Lemak (g)         1,2                 0,2
Kalsium (mg)         125                 29
Fosfor (mg)         320             69
Besi (mg)         6,7             0,8
Vitamin A (IU) 57                 10
Vitamin B1(mg) 0,64                 0,07
Vitamin C (mg) 6                 15
Air (g)                 10                 92,4
(Sumber: Direktorat Gizi Departemen Kesehatan dalam Amilah dan Astuti, 2006)

Kadar terbanyak kandungan dalam kecambah kacang hijau adalah fitosterol dan vitamin E yaitu sebanyak 15 mg/100 g dan 15,3 mg/100 g, walaupun fenol dan beberapa mineral seperti selenium, mangan, tembaga, zinc, dan besi juga memiliki jumlah yang cukup bermakna (Astawan, 2005; Shetty et al., 2000; Winarsi, 2010).
 
Kandungan vitamin E dalam sayur-sayuran
Komoditi Vitamin E                                        (mg/10 g)
Daun katuk merah                                         1,22
Daun katuk rebus                                         1,46
Kacang panjang mentah                                 1,32
Kacang panjang rebus                                 0,95
Peanut butter                                                 1,61
Daun singkong mentah                                 1,02
Daun singkong rebus                                 1,71
Biji kedelai                                                  1,78
Kecambah kedelai rebus                                 2,12
Kecambah kacang hijau (taoge) mentah 1,53
(Sumber: Direktorat Gizi Departemen Kesehatan dalam Amilah dan Astuti, 2006)

Vitamin E adalah salah satu fitonutrien yang secara alami memiliki 8 isomer, yaitu dikelompokkan dalam 4 tokoferol (α, β, γ, δ) dan 4 tokotrienol (α, β, γ, δ). Suplemen vitamin E di alam yang terbanyak adalah  dalam bentuk α-tokoferol. Senyawa ini telah diketahui sebagai antioksidan yang  mampu mempertahankan integritas membran sel. Senyawa ini juga dilaporkan bekerja sebagai scavenger radikal bebas oksigen, peroksidasi lipid, dan oksigen singlet (Winarsi, 2007). Sebagai antioksidan, vitamin E berfungsi sebagai donor ion hidrogen yang mampu mengubah radikal peroksil menjadi radikal tokoferol yang kurang reaktif, sehingga tidak mampu merusak rantai asam lemak (Wardlaw dan Jeffrey, 2007). Kandungan vitamin E dinilai sebagai kandungan antioksidan yang paling besar kadarnya dalam kecambah jika ditinjau efek antioksidan yang dapat ditimbulkan. Menurut Zakaria (2000) dalam Winarsi (2007), kandungan vitamin E dalam kecambah kacang hijau adalah 1,53 mg per 10 g.
Fitosterol merupakan senyawa sterol tanaman (Dorland, 2002). Senyawa ini sebenarnya banyak terkandung dalam minyak nabati yang berhubungan dengan sifat hipokolesterolemia. Yoshida dan Niki (2003) membuktikan bahwa fitosterol dan komponennya (β-sitosterol, stigmasterol, dan campesterol) dapat melawan peroksidasi lipid yang dapat diakibatkan oleh peningkatan low density lipoprotein (LDL). Fitosterol secara kimiawi bertindak sebagai suatu antioksidan, scavenger radikal bebas, dan secara fisik sebagai penyetabil membran.
Mekanisme kerja antioksidan terhadap radikal bebas yaitu dengan mencegah atau menghambat terbentuknya radikal bebas baru., inaktivasi ataupun menangkap radikal, memotong propagasi (pemutusan rantai), serta dan perbaikan sel (repair) kerusakan sel akibat radikal bebas (Winarsi, 2010).



Posting lainnya:
Buah Buahan Langka dan Khasiatnya
10 Tempat Pusat Budaya dan Kesenian di Jakarta
Budaya dan Adat Istiadat Nusantara
Resort Hotel Terindah wajib dikunjungi
Rumah Mini dari Stik Es Krim 
Tips Kesehatan
Bird of Paradise
Lampion Unik dan Cantik
Posting semua

Info Lainnya:


Info Bisnis:






Mobile ads:





Komentar