Rumah Adat Kariwari

Rumah Adat Kariwari @moondoggiesmusic.com

Rumah Adat Kariwari merupakan rumah adat suku Tobati-Enggros yang tinggal di sekitar Teluk Yuotefa dan Danau Sentani di Jayapura. Berbeda dengan rumah adat Papua lainnya, rumah Kariwari berbentuk seperti limas segi delapan. Rumah Kariwari terdiri dari dua lantai dan tiga kamar atau tiga kamar dengan fungsi yang berbeda.

Filosofi Rumah Adat Kariwari

Filosofi bangunan rumah adat Kariwari sangat erat kaitannya dengan kepercayaan masyarakat untuk mendekatkan diri dengan arwah leluhur.

Fungsi Rumah Adat Kariwari

Rumah Kariwari merupakan tempat pengajaran dan pemujaan, sehingga situs Rumah Kariwari dianggap sebagai tempat suci dan keramat dalam masyarakat Tobati-Enggros. Kariwari House terutama ditujukan untuk pelatihan remaja laki-laki yang telah mencapai usia dua belas tahun. Di rumah ini mereka dikumpulkan dan dilatih agar bisa belajar kehidupan orang dewasa kelak, bagaimana mencari nafkah, tanggung jawab keluarga, dll. Keterampilan yang diajarkan biasanya berkisar dari berburu, memahat, bertani, membuat senjata hingga teknik bertarung. Berbagai keterampilan tradisional yang tidak diajarkan di sekolah formal. Rumah Kariwari yang dekat dengan kegiatan spiritual atau kerohaniannya memiliki posisi penting dalam menjaga kelangsungan budaya Papua, khususnya suku Tobati-Enggros.

Arsitektur Rumah Adat Kariwari

Bentuk arsitektur Rumah Kariwari cukup unik berupa piramida segi delapan. Karena bentuk rumah limas inilah maka rumah Kariwari cukup kuat menahan cuaca terutama saat cuaca sedang berangin. Bentuk piramida runcing segi delapan, selain efektif sebagai penahan angin, juga melambangkan kedekatan manusia dengan Sang Pencipta dan leluhur.

Rumah kariwari biasanya terbagi menjadi dua atau tiga tingkat dan terdiri dari tiga kamar atau ruangan dengan tinggi rumah 20-30 meter. Bangunan rumah ini terdiri dari rumah ayun (tempat tinggal), maus atau kariwar (ibadah) dan keramba (tempat memancing di kolong rumah). Ketiga ruangan tersebut memiliki fungsi yang berbeda, ruangan pertama biasanya berada di lantai bawah dan merupakan ruang latihan para pemuda, ruangan kedua biasanya tempat pertemuan para kepala suku atau tokoh adat, dan lantai terakhir biasanya berada di lantai atas. . . ruang doa dan lagu khusus, doa kepada Sang Pencipta dan leluhur.

Bahan Bangunan Rumah Adat Kariwari

Bahan utama yang digunakan dalam pembangunan rumah Kariwari adalah kayu dan daun sagu, terkadang tumbuhan lain seperti bambu dan jenis kayu endemik Papua lainnya salah satunya adalah kayu ulin. Pohon yang menjadi kerangka utama rumah Kariwari kemudian diikat dengan tali, namun tali ini juga tidak sembarangan, tali harus dipilih dari akar rotan yang sangat kuat.

Keistimewaan arsitektur rumah Kariwari adalah hanya terdapat delapan batang kayu pada rangka rumah ini. Delapan pohon kemudian ditempatkan di setiap sudut untuk membentuk kerangka rumah Kariwari, yang digunakan sebagai acuan untuk menyusun atap di atasnya membentuk segi delapan.

Desain Rumah Adat Kariwari

Desain Rumah Kariwari sarat dengan detail dekorasi khas budaya Papua, khususnya suku Tobati-Engros. Hiasan rumah kariwari biasanya berupa karya seni diantaranya; lukisan, ukiran dan juga patung.

Selain itu, rumah Kariwari dihiasi dengan berbagai senjata seperti; busur dan panah Ada juga beberapa kerangka hewan buruan yang biasanya berupa gigi babi hutan, kerangka kangguru, cangkang kura-kura atau kura-kura, burung cendrawasih, dll. Berikut salah satu contoh gambar kerajinan tangan miniatur rumah adat kariwari dari stik eskrim.