Fenomena Equinox (Foto: Mirror) |
Fenomena Equinox adalah posisi terdekat Matahari dan Bumi. Secara lengkap Fenomena Equinox merupakan peristiwa astronomi di mana titik ekuator Bumi melewati pusat
Matahari. Fenomena ini terjadi dua kali dalam setahun, sekira 20 Maret
hingga 23 September 2016.
Pada saat fenomena equinox terjadi memungkinkan durasi siang dan malam hari di berbagai tempat di
seluruh dunia cenderung sama. Seperti yang dilansir Mirror,
Jumat (18/3/2016), equinox terjadi karena kemiringan Bumi dengan
Matahari. Seperti diketahui, Bumi memiliki kemiringan 23,5 derajat. Belahan Bumi bagian utara miring mengarah Matahari ini terjadi pada saat musim panas.
Sehingga, penduduk Bumi merasakan siang hari lebih panjang karena banyak
cahaya jatuh di wilayah tersebut.
Fenomena spring equinox pada tahun ini
jatuh pada 20 Maret 2016, menandai
dimulainya siang hari terasa lebih panjang dan malam hari akan
menjadi lebih pendek hingga fenomena summer solstice pada 20 Juni.
Mengenai issue naiknya temperatur ekstrem di Indonesia hingga 40 derajat Celcius, saat fenomena equinox. Peneliti Sains Atmosfer LAPAN, Erma Yulihastin menjelaskan mengenai
temperatur ekstrem saat fenomena equinox. Pada bulan Maret dan
September, saat posisi semu matahari persis diatas garis ekuator, ini
tidak terlalu serta merta membuat wilayah di atasnya bisa mengalami
temperatur yang ekstrem. Sebab temperatur tinggi yang ekstrem secara klimatologis sangat kecil
peluangnya terjadi di wilayah tropis yang dikelilingi laut seperti Benua
Maritim.
Temperatur ekstrem yang dibangkitkan oleh gelombang panas (heat wave) umumnya terjadi di wilayah lintang menengah dan tinggi pada saat terjadi anomali musim panas di wilayah tersebut. Cara menentukan terjadinya heat wave pun tidak sembarangan.
Heat wave dihitung dari nilai ambang (treshold) nilai indeks panas (heat index) yang dialami oleh suatu wilayah sepanjang siang dan malam hari selama minimal dua hari berturut-turut (baca: On the Definition of Heat Wave, Robinson P.T., 2001). Parameter untuk menentukan heat index ini adalah temperatur dan kelembapan, yang kemudian diturunkan ke tingkat kenyamanan tubuh dan aspek psikologis manusia atau disebut indeks "heat stress".
Namun sekali lagi, kondisi cuaca ekstrem yang memicu terjadinya minimal dua hari berturut-turut mengalami panas atau disebut "warm spell" atau "hot spell" tersebut hanya terjadi di wilayah lintang menengah dan tinggi. Di wilayah tropis dengan ciri curah hujan monsunal ekuatorial, fenomena yang umum terjadi justru adalah beberapa hari berturut-turut kering (dry spell) atau hujan (wet spell).
Indonesia, Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, dan sebagian Filipina merupakan wilayah yang biasanya disebut oleh ahli meteorologi sebagai Benua Maritim (Maritime Continent). Benua maritim merupakan wilayah dengan surplus panas yang besar karena sepanjang tahun menerima intensitas radiasi matahari secara terus menerus.
Temperatur ekstrem yang dibangkitkan oleh gelombang panas (heat wave) umumnya terjadi di wilayah lintang menengah dan tinggi pada saat terjadi anomali musim panas di wilayah tersebut. Cara menentukan terjadinya heat wave pun tidak sembarangan.
Heat wave dihitung dari nilai ambang (treshold) nilai indeks panas (heat index) yang dialami oleh suatu wilayah sepanjang siang dan malam hari selama minimal dua hari berturut-turut (baca: On the Definition of Heat Wave, Robinson P.T., 2001). Parameter untuk menentukan heat index ini adalah temperatur dan kelembapan, yang kemudian diturunkan ke tingkat kenyamanan tubuh dan aspek psikologis manusia atau disebut indeks "heat stress".
Namun sekali lagi, kondisi cuaca ekstrem yang memicu terjadinya minimal dua hari berturut-turut mengalami panas atau disebut "warm spell" atau "hot spell" tersebut hanya terjadi di wilayah lintang menengah dan tinggi. Di wilayah tropis dengan ciri curah hujan monsunal ekuatorial, fenomena yang umum terjadi justru adalah beberapa hari berturut-turut kering (dry spell) atau hujan (wet spell).
Indonesia, Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, dan sebagian Filipina merupakan wilayah yang biasanya disebut oleh ahli meteorologi sebagai Benua Maritim (Maritime Continent). Benua maritim merupakan wilayah dengan surplus panas yang besar karena sepanjang tahun menerima intensitas radiasi matahari secara terus menerus.
Ciri kedua dari Benua Maritim adalah komposisi lautan yang memiliki luas
dua kali lipat dibandingkan dengan daratan sehingga lebih berperan
dalam mengontrol sifat cuaca, musim dan iklim di wilayah ini. Salah satu
sifat musim yang sangat menonjol adalah apa yang disebut dengan monsun.
Monsun dibentuk pada awalnya karena terdapat perbedaan kapasitas menyimpan panas antara lautan dan daratan. Perbedaan kapasitas ini menimbulkan adanya perbedaan tekanan permukaan sehingga membangkitkan angin yang secara reguler berganti arah secara kontras.
Fitur dominan yang menjadi ciri monsun selain angin adalah proses evaporasi, tingkat kelembapan, dan intensitas curah hujan.
Temperatur Ekstrem
Bagaimana dengan temperatur? Bagi wilayah dengan sumber panas (heat source) yang tinggi di lautan seperti Benua Maritim, temperatur bukanlah parameter dominan yang mengontrol cuaca, musim, bahkan iklim. Sebab proses penguapan di wilayah yang dikelilingi oleh lautan dan dua samudera luas dan terbuka ini sangat besar.
Artinya, proses penguapan yang berasal dari lautan tersebut setiap hari dalam waktu yang relatif singkat berubah menjadi panas laten yang berperan penting dalam pembentukan awan dan hujan. Itulah sebabnya wilayah monsunal ekuatorial ini merupakan wilayah dengan curah hujan tertinggi di dunia, disusul dengan wilayah Brazilia dan Afrika selatan.
Monsun dibentuk pada awalnya karena terdapat perbedaan kapasitas menyimpan panas antara lautan dan daratan. Perbedaan kapasitas ini menimbulkan adanya perbedaan tekanan permukaan sehingga membangkitkan angin yang secara reguler berganti arah secara kontras.
Fitur dominan yang menjadi ciri monsun selain angin adalah proses evaporasi, tingkat kelembapan, dan intensitas curah hujan.
Temperatur Ekstrem
Bagaimana dengan temperatur? Bagi wilayah dengan sumber panas (heat source) yang tinggi di lautan seperti Benua Maritim, temperatur bukanlah parameter dominan yang mengontrol cuaca, musim, bahkan iklim. Sebab proses penguapan di wilayah yang dikelilingi oleh lautan dan dua samudera luas dan terbuka ini sangat besar.
Artinya, proses penguapan yang berasal dari lautan tersebut setiap hari dalam waktu yang relatif singkat berubah menjadi panas laten yang berperan penting dalam pembentukan awan dan hujan. Itulah sebabnya wilayah monsunal ekuatorial ini merupakan wilayah dengan curah hujan tertinggi di dunia, disusul dengan wilayah Brazilia dan Afrika selatan.
Referensi:
http://news.metrotvnews.com/read/2016/03/18/500558/bmkg-suhu-udara-normal-tak-ada-fenomena-equinox
http://techno.okezone.com/read/2016/03/18/56/1339467/20-maret-bumi-alami-fenomena-spring-equinox
http://techno.okezone.com/read/2016/03/18/56/1339753/apa-itu-gelombang-panas-equinox
Posting Lainnya:
Fenomena Equinox
12 Provinsi Di Indonesia Dilintasi Gerhana Matahari Total
Gerhana Matahari
Angin Puting Beliung
Apakah Fenomena Aphelion Pengaruhi Suhu Dingin di Indonesia?
Nihi Sumba Resort
5 Resor Paling Eksklusif di Dunia
Info Lainnya:
Mobile ads:
Komentar
Posting Komentar