Situs Gedung Candra Naya Jakarta Tampak Depan
Mengunjungi Situs Gedung Candra Naya di Jakarta, bagaikan bernostalgia dengan kejayaan masa lampau kota Batavia. Gedung Candra Naya di Jakarta sebuah rumah tua dengan gaya Arsitektur Tionghoa menyimpan banyak kenangan sejarah Jakarta.
Rumah kuno Gedung Candra Naya yang berada di Jalan Gajah Mada 188, kini telah menjadi superblok Green City Square, tepatnya didalam komplek bangunan hotel, apartemen, dan perkantoran yang mengelilinginya.
Gedung Candra Naya
berada di tengah tengah hotel Novotel Gajah Mada, dan berada di sini seperti Little China Town.
Situs Gedung Candra Naya di Jakarta memiliki bangunan seluas 2.250 meter persegi,Gedung ini memiliki arsitektur Tionghoa yang khas dan merupakan salah satu dari dua kediaman rumah mayor Tionghoa Batavia yang masih berdiri di Jakarta.
Gambar Kapten Khouw Kim An
Gambar Mayor Khouw Kim An
Gedung
Candra Naya adalah sebuah bangunan cagar budaya di daerah Jakarta,
dulunya
merupakan rumah Kapitan etnis Tionghoa, Mayor Khouw Kim An, mayor
Tionghoa (majoor de Chineezen) terakhir di Batavia (1910-1918 dan
diangkat kembali 1927-1942).
Tempat santai sambil ngopi tersedia di kedua sisi gedung utama.
Banguna pada gedung utama Candra Naya dipugar dan menjadi bagian dari kompleks hunian dan komersial terpadu, Green Central City (GCC). Di bagian belakang gedung Candra Naya ini ada
kolam ikan koi dan tempat berdoa umat Buddha.
Kaligrafi tentang ajaran bijak dan hiasan dinding khas China.
Di dalam gedung pada dindingnya banyak tergantung tulisan kaligrafi tentang ajaran bijak dan hiasan dinding khas China. Pada satu ruangan terdapat hiasan dinding seperti topeng dan karakter yang terdapat dalam dalam opera.
Lukisan dan hiasan dinding khas China.
Pada bagian belakang ada taman dengan sebuah kolam ikan koi yang cukup
luas sangat asri dalam penataannya. Bagi anda yang mau melihat-lihat
dan foto-foto, gratis.
Lukisan dinding khas China
Ukiran pada tiang tiang penyangga gazebo belakang gedung, terukir dengan baik dan indah.
Banguan Gazebo-nya, juga dibangun kembali setelah sebelumnya dibongkar total, sedangkan bangunan belakang (back building) yang berlantai dua dan mempunyai "sayap" di kiri-kanannya tidak berhasil diselamatkan karena telah dibongkar untuk selamanya.
Pintu Belakang Situs Gedung Candra Naya, sebuah gedung tua dengan arsitektur china betawi tempo dulu.
Salah satu struktur arsitektur yang istimewa dari Candra Naya adalah bentuk atap melengkung bergaya Tionghoa yang kedua ujungnya terbelah dua, disebut "Yanwei" ('Ekor Walet') .
Struktur atap yang melengkung ini, banyak terdapat pada bangunan kelenteng, Struktur ini menandakan status sosial penghuninya. Beberapa ornamen yang menempel pada gedung ini adalah Ba Gua yang berupa pengetuk pintu berbentuk segi delapan untuk penolak bala, hiasan berupa jamur lingzhi pada pintu masuk utama yang melambangkan umur panjang, dan ragam hias bergambar buku, papan catur, kecapi, dan gulungan lukisan di bagian atas teras depan yang melambangkan sang pemilik rumah adalah seorang cendekiawan disamping seorang hartawan.
Lihat Lainnya:
Situs Gedung Candra Naya di Jakarta
Menara Syah Bandar Jakarta
Museum Bahari Jakarta
Serba Serbi Kota Jakarta,
Taman RPTRA Kali Jodo Jakarta
Referensi:
https://id.wikipedia.org/wiki/Candra_Naya
https://nasional.kompas.com/read/2017/01/25/07183821/budaya.tionghoa.di.jakarta.dan.cerita.gedung.candra.naya.
Mobile ads:
Komentar
Posting Komentar