Nyamuk Aedes Aegypti Demam Berdarah Dengue |
Bakteri Wolbachia merupakan salah satu genus bakteri yang hidup sebagai parasit pada hewan arthropoda. Bakteri Wolbachia ini secara alamiah dapat menularkan ke lebih dari setengah species serangga. Wolbachia juga ditemukan pada 60 persen species serangga seperti Ngengat, Lalat buah, Capung, hingga Nyamuk, namun bakteri ini tidak terdapat pada nyamuk Aedes aegypti yang selama ini dikenal sebagai vektor penular virus dengue (Tantowarjoyo, 2014).
Penyakit yang ditularkan melalui serangga, khususnya yang ditularkan oleh nyamuk, merupakan salah satu penyebab utama kematian dan kesakitan pada manusia.
Wolbachia Pada Nyamuk Aedes Aegypti |
Cara kerja pengendalian dengan bakteri Wolbachia
Bakteri Wolbachia berkembang melalui jalur betina. Apabila serangga jantan mengandung bakteri wolbachia berreproduksi dengan serangga betina non wolbachia maka telur serangga tidak akan menetas. Jika serangga jantan non-wolbachia berreproduksi dengan serangga betina wolbachia, maka akan menghasilkan telur-telur serangga berwolbachia. Namun bila keduanya berwolbachia maka akan menghasilkan telur-telur berwolbachia.
Bakteri Wolbachia |
Sistem perkembangbiakan bakteri Wolbachia inilah yang akhirnya diteliti oleh para peneliti dari Indonesia Mosquito Program.
Penelitian dilakukan dengan cara mengambil bakteri wolbachia dari lalat buah kemudian disuntikkan ke dalam telur nyamuk Aedes Aegypti. Hasil mengejutkan didapatkan bahwa bakteri wolbachia yang terdapat pada nyamuk aedes aegypti dapat menghambat virus dengue pada tubuh nyamuk tersebut.
Implementasi proyek percontohan pertama penanggulangan Demam Berdarah Dengue (DBD) ini dilakukan di Yogyakarta atas izin dari masyarakat, stakeholder dalam menyukseskan penanggulangan DBD. Nyamuk yang telah mengandung bakteri wolbachia dilepas ke pemukiman masyarakat agar berreproduksi dengan nyamuk lokal yang terdapat virus dengue.
Reproduksi kedua nyamuk tersebut menghasilkan nyamuk-nyamuk berwolbachia sehingga tidak terdapat lagi nyamuk dengan virus dengue. Setelah 3 (tiga) tahun pelepasan nyamuk berwolbachia, kasus DBD di wilayah tersebut menurun hingga 77%.
Apakah Wolbachia dapat menginfeksi tubuh manusia?
Metode wolbachia terbukti aman karena bakteri wolbachia tidak dapat hidup pada manusia, serta berkesinambungan dan mengurangi kasus dengue. Kesuksesan penelitian ini akan diperluas juga pada beberapa daerah di Indonesia untuk menurunkan kasus DBD.
Referensi:
Kementerian Kesehatan RI, World Mosquito Program, Indonesia Mosquito Program
https://www.esaunggul.ac.id/wp-content/uploads/2018/02/8.-Kajian-Pemanfaatan-Wolbachia-Terhadap-Pengendalian-DBD-Studi-Literatur-Dan-Studi-Kasus-Pemanfaatan-Wolbachia-Di-Yogyakarta.pdf
https://unair.ac.id/penilaian-risiko-pada-pelepasan-aedes-yang-terinfeksi-wolbachia-aegypti/
https://www-ncbi-nlm-nih-gov.translate.goog/pmc/articles/PMC3128286/?_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=id&_x_tr_pto=tc
http://beritamagelang.id/kolom/memutus-rantai-demam-berdarah-dengan-bakteri-wolbachia
https://www.galerisumba.com/kesehatan/87610001040/wolbachia-serangga-ajaib-mampu-mencegah-nyamuk-menyebarkan-dbd?page=2
Komentar
Posting Komentar